Cara dan Proses Beternak Ikan Nila Part 1

Cara Dan Proses Beternak Ikan Nila - Ikan nila sangat banyak di budidayakan di Indonesia. Mengingat banyaknya jumlah konsumsi ikan air tawar di Indonesia perharinya, sehingga hal ini memicu maraknya orang untuk menernakan jenis ikan air tawar. Namun jangan khawatir bagi anda yang yang ingin mencoba membudidayakan ikan nila. Karena permintaan pasar masih cukup besar untuk ikan air tawar. Bahkan untuk beberapa daerah belum bisa memenuhi pasokan ikan untuk daerahnya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan ikan, mereka mengambil pasokan dari daerah lain. Sebelum saya jelaskan bagaimana cara beternak ikan nila, jauh lebih baik kita mengenali terlebih dahulu apa itu ikan nila.

Ikan nila adalah salah satu jenis ikan air tawar yang umumnya dikembangbiakan sebagai ikan konsumsi. Ikan ini berasal dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Ikan nila sendiri pertama kali di perkenalkan ke Indonesia Oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) sekitar 30 tahun yang lalu sebagai ikan peliharaan dan tentunya sebagai ikan konsumsi. Ikan Nila memeiliki nama ilmiah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.

Cara dan Proses Beternak Ikan Nila, Teknik dan Cara Beternak Ikan Nila
Cara dan Proses Beternak Ikan Nila
Baiklah, setelah kita mengenal ikan nila, sekarang kita lanjutkan pada intinya, yaitu proses bagaimana cara beternak ikan nila agar bisa ikut sukses dalam berwirausaha beternak :

A. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Kolam Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain: 
  • Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. 
  • Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
  • Kolam pembesaran - Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu: Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. 
  1. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera Petani. 
  2. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
  3. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi. 
  • Kolam/tempat pemberokan Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
2. Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. 

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih.

Ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 

3. Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

B. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:
  • Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi. 
  • Pertumbuhannya sangat cepat. 
  • Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan. 
  • Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit. 
  • Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk. 
  • Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan. 
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

Ikan Nila Betina 
  • Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine. 
  • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas. 
  • Warna perut lebih putih. 
  • Warna dagu putih. 
  • Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
Ikan Nila Jantan
  • Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
  • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
  • Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
  • Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan. 
  • Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal kelamin . Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat dan ikan nila betina. Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:
  • Secara manual (dipilih)
  • Sistem hibridisasi antarjenis tertentu 
  • Merangsang perubahan seks dengan hormon 
  • Teknik penggunaan hormon jantan ada dua cara.
         a. Perendaman
         b. Perlakuan hormon melalui pakan

Sementara segini duhulu Cara dan Proses Beternak Ikan Nila, tunggu untuk kategori yang keduanya ya. salam maksimal....


sumber : http://permathic.blogspot.com/

ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 3:24 PM Kategori:

0 comments:

Post a Comment